Kisah Nyata Sedekah yang Unik Luar Biasa

Kisah inspiratif dari teman saya nih..

Sedekah Unik

Barangkali yang akan saya ceritakan ini bisa menginsipirasi, yang pasti saya masih agak heran sampai saya menulis ini, kok ada ya orang baik dengan cara unik begitu.

Hari ini menjelang sholat jum'at, ada seorang teman lama yang menjemput saya di kantor untuk mengajak saya makan siang bersama.

Selepas kami sholat jum'at di lantai dua tempat saya bekerja, kamipun berangkat, dia menelpon supirnya untuk menjemput kami di lobby.
Agak terkejut juga, ternyata yang datang sebuah mobil van mewah. Pikir saya, sudah 5 tahun tidak bertemu, karena dia sibuk mengurus usahanya bolak balik ke luar kota, teman saya ini sudah berubah menjadi "orang kaya", hebat juga, Alhamdulillah.

Ketika kami melewati salah satu rumah makan padang yang letaknya tidak jauh dari kantor saya, mobilnya belok ke parkiran rumah makan tersebut.
Saya agak heran "yakin lu mau makan di sini?", "nggak, supir gue mau beli nasi padang".

Tidak lama kemudian supirmya masuk mobil dengan membawa satu kantong pelastik putih, kelihatan berisi banyak nasi bungkus, saya masih heran, pikir saya mungkin supirnya beli banyak nasi padang dibungkus, karena ada orang yang menitip dibelikan.

Kamipun melanjutkan perjalanan, saya mulai merasa lebih aneh, karena setiap bertemu lampu merah dan kelihatan ada pengemis cacat atau tua, supirnya memberikan satu nasi bungkus berikut sesuatu yang diambil dari laci dashboard, berupa segulung kecil kertas koran yang kedua ujungnya diplintir seperti permen, tapi badan gulungannya lebih panjang dari permen.

Saya berbisik kepada teman saya "supir lu ulang tahun?", "kenapa lu mikir gitu?", "itu dia bagi bagi nasi padang sama permen kayanya", teman saya cuma senyum "ngga tahu juga, biar aja, dia maunya begitu".

Setelah 1 jam perjalanan, kamipun tiba di lobby restoran yang teman saya tuju. Saat kami memesan makanan, dia menelpon supirnya lagi "kamu kesini ya".
Tidak lama kemudian supirnya masuk ke dalam restoran dan menempati posisi duduk berjarak 4 meja dari kami, kemudian dia meberitahukan pelayan supaya supirnya dilayani dan tagihannya jadi satu dengan meja kami. Hmm.., agak jarang nih bos model begini, tapi biar aja, dia maunya begitu.

Kamipun asik mengobrol macam macam, sampai hampir 2 jam, lalu teman saya pamit untuk ke toilet.
Pikir saya, ada kesempatan untuk bertanya kepada supirnya tentang keheranan saya selama perjalanan.

Sayapun mendatangi meja supir teman saya itu lalu bertanya "kamu lagi ulang tahun ya?", "ngga pak", "lalu ngapain kamu bagi bagi nasi bungkus dan gulungan kertas koran seperti permen itu?". Supir teman saya nampak agak bingung "waduh rahasia itu pak". Saya kejar lagi dia "saya jadi penasaran nih, rahasia apa sih?", jawabnya "waduh, gimana ya?, sebenarnya ini rahasia, tapi saya lihat bapak akrab bener sama pak haji (panggilan supir itu kepada teman saya), dan waktu berangkat ke kantor bapak, pak haji banyak cerita tentang bapak, bahwa pak haji dulu sering ditolongin sama bapak, tapi kalau saya cerita rahasia ini, bapak janji ya, ngga ngomong tentang yang saya ceritakan ke pak haji", Saya bilang "iya saya janji".

Supir teman sayapun bercerita, bahwa sudah 5 tahun terakhir ini pak haji punya kebiasaan, setiap hari membeli 10 bungkus nasi padang untuk dibagikan kepada pengemis di lampu merah yang kita lewati, tapi hanya yang tua atau cacat, dan gulungan kertas koran itu isinya uang 20.000.
Setiap hari pak haji kasih saya uang untuk membeli 10 bungkus nasi padang dan 10 gulungan uang 20.000 untuk disimpan di laci dashboard, tp bener ya pak, bapak janji ngga membahas ini lagi ke pak haji, karena yang tahu cuma istri dan anaknya pak haji, lalu saya dan istri saya, sekarang bapak juga sudah tahu".
Saya bertanya lagi "setiap nganter pak haji makan di restoran, kamu selalu diajak makan?", "iya pak, kalau pak haji makan dengan temannya atau keluarganya, saya harus ikut makan, tapi pisah meja, kalau pak haji makan sendiri, saya harus ikut makan satu meja sama pak haji dan saya juga harus pesan makanan dibungkus untuk istri dan anak saya di rumah.

Dari obrolan 5 menit dengan supir teman saya, akhirnya saya jadi tahu, Subhanallah.., teman saya sudah berubah total, padahal dulu dia sering bilang "jangan kasih pengemis, nanti dia tambah malas" atau "jangan ajak supir makan sama2, nanti dia besar kepala, kasih uang aja, biar dia beli makan di luar".

Saya berpikir positif saja, apa yang dilakukan teman saya, bukan riya, tapi dakwah sedekah dengan cara halus melaui contoh perbuatan dan tanpa retorika. Pikir saya, pantas kondisi hidupnya makin membaik, karena makin banyak orang yang mendo'akannya tiap hari, walaupun tidak kenal dan tidak pernah bertatap muka.

Sungguh pengalaman yang sangat berkesan buat saya, semoga teman saya istiqomah dengan sedekahnya. Aamiin.

Dan buat teman saya dalam cerita ini, jika suatu saat membaca tulusan ini, pesan saya "jangan marah sama supir lu, karena gara gara lu ke toilet, jadi gue punya waktu untuk maksa supir lu  bercerita, itu jalan dari Allah untuk memberitahukan, bahwa ada hambanya yang bersedekah dengan cara unik, tanpa cerita dan tanpa retorika.

Sumber:
Syamsul Rahman, dari Whatsapp Group.
Gambar dari kompasiana.com.